PROSES PERKEMBANGAN ANAK
Tugas dalam belajar berbicara pada awal masa kanak-kanak
*PENGUCAPAN KATA-KATA*
Untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain, anak harus mengahami kata yang diungkapkan orang tersebut. Kalau tidak dapat dimengerti orang tidak akan ada kontak sosial. Kemampuan mengerti sangat dipengaruhi cara anak mendengar apa yang dikatakan kepadanya. Mendengarkan radio dan televisi ternyata sangat membantu karena mendorong anak untuk mendengarkan dengan penuh perhatian.
Di sampung itu, kalau orang berbicara dengan lambat dan jelas kepada anak, dengan menggunakan kata-kata yang sekiranya dapat dimengerti , hal ini juga dapat mendorong anak untuk mendengar dengan baik. Sebaliknya, kalau orang berbicara terlampau cepat dengan menggunakan kata-kata yang sulit, asing dan kalimat majemuk, anak-anak menjadi bingung dan tidak bersemangat karena tidak dapat mengerti apa yang dibicarakan. Ini menghambat mereka untuk mencoba menjadi pendengar yang baik.
Di dalam pembahasan ini objek yang diteliti juga mengalami hambatan pada proses bicaranya. Misalnya seperti mengucapkan huruf mati seperti f, m, z, w, r. Anak tersebut sulit belajar mengucapkan huruf mati tersebut, dan juga kombinasi huruf mati seperti st, sr, dr, dan fl. Dengan cara diatas juga dapat membantu si anak untuk mengucapkan kata-kata yang benar.
*MENAMBAH KOSA KATA*
Kosa kata anak-anak meningkat pesat ketika ia belajar kata-kata baru dan arti-arti baru. Untuk kata-kata lama menunjukan peningkatan kosa kata yang pesat selama masa awal kanak-kanak.dalam menambah kosa kata anak-anak mudah belajar kata yang umum. Contohnya seperti baik dan buruk, memberi dan menerima, dan juga banyak kata-kata dengan penggunaan khusus seperti nama-nama warna. Pada tugas ini dia masih perlu bantuan dalam berbicara yang umum karena faktor ketidakbisaan pada huruf mati, sehingga kedengarannya seperti orang cedal.
*MEMBENTUK KALIMAT*
Kalimat yang biasanya terdiri dari tiga atau empat kata sudah mulai disusun oleh anak usia dua tahun dan biasanya oleh anak usia tiga tahun. Kalimat ini banyak yang tidak lengkap, terutama terdiri dari kata benda dan kurang kata kerja, kata depan dan kata penghubung. Sesudah usia tiga tahun, anak membentuk kalimatyang terdiri dari enam sampai delapan kata.
Walaupun dalam tugas pembentukan kata masih belum sempurna, bila dia menyusun suatu kalimat sudah baik namun saja dengan berbicara seperti oarang cedal tadi. Dengan bentuan radio dan televisi akan membantu dia dalam proses belajar berbicara dia.

Pada masa ini dia lebih labil emosinya jika kehendaknya tidak dituruti. Dan biasanya pada umumnya emosi masa kanak-kanak awal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi.
Dalam pola sosialnya
· Amarah
Penyebab amarah yang paling umum adalah pertengakaran mengenai permainan, tidak tercapainya keinginan dan serangan yang hebat dari anak lain. Biasanya ditandai dengan menangis, berteriak, menggertak, menendang, melompat-lompat atau memukul.
· Takut
Pada mulanya reaksi anak terhadap rasa takut adalah panik, kemudian menjadi lebih khusus seperti menghindari sesuatu yang dia takutkan.
· Cemburu
Anak cemburu bila mengira bahwa minat dan perhatian orang tua beralih kepada orang lain. Dalam hal ini objek yang kami teliti juga sering berperilaku seolah-olah seperti bayi yang belum dapat melakukan sendiri, karena anak merasa ibunya lebih memperhatikan adiknya dibandingkan dia.
· Ingin Tahu
Anak memiliki rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang baru dilihatnya. Dalam poin ini dia juga memperlihatkan bahwa dia mengenal setiap bentuk tubuh orang yang dia temui.
· Kasih sayang
Anak-anak juga belajar untuk mencintai hewan atau benda yang disukai. Bila sudah besar cenderung dalam ungkapan kata, bila masih kecil dengan perilaku yang menunjukan bahwa dia sangat menyayangi benda tersebut.

Pola sosial dan tidak sosial yang ditujukan objek kepada lingkungannya kurang memenuhi tahapannya. Tahapan pola sosial yang ada biasanya:
· Meniru; Agar samadengan kelompok, anak meniru sikap dan perilaku orang yang dia kagumi.
· Persaingan : keinginan untuk jadi yang terbaik sudah muncul dari usia empat tahun. Dalam poin ini objek cenderung berperilaku kasar agar dilihat paling hebat oleh orang lain.
· Kerja Sama
· Simpati : membutuhkan persaan yang muncul. Dalam hal ini si anak belum bisa menggunakan persaannya karena dia lebih kepada keegoisan dirinya.
· Empati : juga membutuhkan perasaan sama halnya seperti simpati
· Dukungan Sosialnya : dukungan yang diberikan oleh teman sepermainan lebih berpengaruh dari pada orang dewasa.
Dalam pola tidak sosial
· Negativisme : melawan otoritas orang dewasa mencapai puncaknya pada usia tiga dan empat tahun dan kemudian menurun. Objek yang kami teliti ini masih dalam proses ini dalam perkembangannya.
· Agresif : meningkat pada usia dua dan empat tahun kemudian menurun. Serangan fisik sudah mulai hilang adan diganti dengan menyalahkan orang lain.
· Perilaku Berkuasa : pada usia tiga tahun dan semakin meningkat dengan bertambah banyak kesempatam untuk kontak sosial.
· Memikirkan Diri Sendiri dan Mementingkan Diri Sendiri : pada fase ini objek selalu ingin menang sendiri karana belum dapat menambah dan meluasnya cakrawala yang dia miliki. Namun lambat laun akan berkurang.
Dalam pola sosial dan tidak sosial ini objek belum semuanya mengalaminya. Dilihat dari cara-cara dia bersosialisasi dalam lingkungannya. Dengan berjalannya waktu akan membantu dia dalam bersosialisasi yang lebih baik lagi. Dalam hal ini juga didukung dengan teori Erik Erikson.
Teori Erik Erikson tentang perkembangan manusia dikenal dengan teori perkembangan psiko-sosial. Teori perkembangan psikososial ini adalah salah satu teori kepribadian terbaik dalam psikologi. Seperti Sigmund Freud, Erikson percaya bahwa kepribadian berkembang dalam beberapa tingkatan. Salah satu elemen penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui interaksi sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial.
Komentar
Posting Komentar